Rabu, 30 Juni 2010

Imaji Rumah Sesak

Ahlan tinggal di sebuah kampungyang padat. Penduduk kampung itu anaknya banyak dan rumah mereka sempit sehingga mereka hidup berdesak-desakan.
Pada suatu hari salah seorang tetangganya datang kepada Ahlan dan berkata, "Ahlan, kau ini orang pandai. Saya mau minta tolong. Begini soalnya. Seperti kau ketahui, rumah kami sangat kecil, sedangkan saya hidup bersama istri, enam orang anak, bapak saya yang tua dan ibu istri saya. Tentu saja rumah menjadi penuh sesak. Dan kami sama sekali tidak pernah mengenyam kebahagiaan. Hidup kami ruwet setiap hari".
Ahlan bertanya, "Kamu punya kambing?"
"Tidak," jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor kambing," jawab Ahlan, "Dan peliharalah kambing itu di dalam rumahmu."
Seminggu kemudian orang itu datang lagi ke rumah Ahlan. Ahlan langsung bertanya, "Kamu sudah beli kambing?"
"Sudah" jawab orang itu.
"Kamu bahagia sekarang?"
"Lho, jelas tidak, rumah kami tambah sesak, dan lebih sesak dari sebelumnya dan kami semuanya tambah sengsara lagi."
"Nah, kalau begitu, belalah enam ekor ayam dan peliharalah ayam-ayam itu di dalam rumahmu juga."
Seminggu kemudian dia bertemu tetangga itu untuk ketiga kalinya, dan dia berkata, "Ahlan, keadaan rumah tangga kami makin kacau sekarang ini. Ada anak-anak, ada orang tua, ada kambing, ada ayam pula."
Ahlan tetap tersenyum, "Kalau begitu belilah seekor biri-biri dan peliharalah biri-birimu kedalam rumahmu."
Minggu berikutnya orang itu berkata, "Ahlan, mengerikan! Rumah kami benar-benar seperti neraka sekarang, kami sudah tidak tahan, binatang dan orang kacau balau di dalam rumah."
Ahlan tetap tersenyum, "Bagus," katanya. "Sekarang pulanglah dan juallah semua binatang peliharaanmu."
Minggu berikutnya orang itu datang lagi, katanya tegas, "Rumah kami bagaikan istana sekarang Ahlan. Kami semua berbahagia hidup didalamnya. Kau telah membantu kami sebaik-baiknya. Terima kasih, Ahlan."

Paku Ahlan

Ahlan berniat menjual rumahnya dengan harga murah. dalam transaksi jual beli rumahnya, ia mengecualikan sebuah paku yang ada di ruang makan. menurutnya, paku itu adalah kesayangannya dan dia harus dibebaskan untuk mengunjungi paku kesayangannya itu setiap saat. si pembeli menerima persyaratan yang diajukan oleh Ahlan.
Pada hari berikutnya setelah terjadi akad jual beli, pada saat orang itu sedang menikmati sarapan pagi, Ahlan datang kerumahnya yang telah dijualnya untuk melihat paku kesayangannya. melihat kehadiran Ahlan, si pemilik rumah mengajak Ahlan untuk ikut menikmati sajian yang dihidangkan. dengan senang hati Ahlan menerima ajakan tuan rumah.
Ketika saat makan siang datang, Ahlan kembali muncul dirumah itu dengan alasan hendak bercanda dengan pakunya. tuan rumah pun menawarinya untuk menikmati makan siang. dengan senang hati Ahlan menerima ajakan itu
Pada saat malam tiba, Ahlan lagi-lagi muncul dengan alasan apakah pakunya masih dalam keadaan baik atau tidak. pemilik rumah yang sedang bersantap makan malam, mengajaknya kembali menikmati makanan. Ahlan pun dengan senang hati menerima ajakan tersebut.
Saat kunjungan Ahlan ke rumah tersebut semakin sering, lama-lama si pemilik rumah merasa jengkel. tapi pemilik rumah tidak bisa berbuat apa-apa, karena sebelumnyadia telah menerima syarat yang diajukan oleh Ahlan. akhirnya karena tidak tahan dengan kedatangan Ahlan yang semakin tidak tau waktu, si pemilik rumah melepaskan kembali rumah itu tanpa meminta ganti apa-apa.

Kamis, 24 Juni 2010

Tebusan

Suatu kali Dani mendapatkan seekor kambing yang tersesat, entah milik siapa. Dia menangkap kambing itu dan dibawanya pulang. Sampai di rumah dia menyembelihnya.
Teman-temannya mendengar berita itu dan menganggap perbuatan Dani sebagai dosa.
"Dani, Apa jawabanmu nanti bila Allah bertanya menanyakan perbuatanmu itu dihari pengadilan?" tanya temannya.
"Akan kukatakan bahwa aku tak makan daging kambing," jawab Dani.
"Tetapi kamu memakan daging kambing itu, bukan? Bagaimana jika kambing yang kau makan itu hidup kembali dan menjadi saksi dari perbuatanmu?" tanya temannya lagi.
"Oh, itu malah bagus! Jika dia hidup kembali, pasti aku akan mengembalikannya kepada pemiliknya dan selesailah perkara," jawab Dani.

Khutbah di Masjid

Oleh masyarakat, Ali diberi tugas untuk menyampaikan khutbah di masjid setiap hari Jumat. Rupanya tugas itu terlalu berat baginya dan dia senantiasa mencari akal agar tidak usah berkuthbah setiap jumat.
Pada suatu Jumat dia mempunyai gagasan yang bagus. Ketika dia tampil di mimbar dan akan menyampaikan khutbahnya, dia berkata dengan keras, "Saudara-saudara, apakah kalian sudah tahu apa yang akan saya sampaikan dalam khutbah ini?"
Para jamaah tentu terkejut dan menjawab, "Belum, kami tidak tahu"
Dengan tenang Ali berkata, "Wah, kalau Saudara-saudara tidak tahu apa-apa tentang hal yang begini penting, saya kira akan buang-buang waktu saja bagi saya untuk berbicara tentang hal itu."
Setelah berkata demikian Ali turun dari mimbar dan tidak jadi memberikan khutbah.
Hari Jumat berikutnya dia tampil lagi si mimbar dan menyodorkan pertanyaan yang sama seperti pekan sebelumnya, "Apakah Saudara-saudara tahu hal apa yang akan bicarakan hari ini?"
Kali ini para jamaah berpikir dan mereka ingat apa yang terjadi seminggu sebelumnya, Serentak mereka menjawab "Kami sudah tahu"
Ali pun berkata kepada mereka, "Kalau begitu saya kira tak ada gunanya membicarakan hal yang telah kita ketahui bersama."
Dan seperti sebelumnya, dia turun tanpa memberikan khutbah. Pada hari jumat ketiga, Ali kembali lagi di mimbar dengan pertanyaan yang sama, "Apakah Saudara-saudara, tahu apa yang akan saya sampaikan?"
Kali ini para jamaah agak bingung. Ada yang menjawab "Ya" dan ada yang menjawab "Tidak".
"Baiklah," kata Ali, "Karena ada sebagian yang tahu dan sebagian tidak tahu. Saya minta kepada Saudara-saudara yang tidak tahu apa yang akan saya sampaikan untuk bertanya kepada yang sudah tahu."
Setelah itu dia pun turun dari mimbar tanpa memberi khutbah sama sekali.

Selasa, 22 Juni 2010

Pertama

Pertama kali bikin entri nih reader
kalo ada yang salah2 maaf yaa

Cerita" ini aku ambil dari koleksi bukuku, inspirasi dan internet (mungkin)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons