Ahlan tinggal di sebuah kampungyang padat. Penduduk kampung itu anaknya banyak dan rumah mereka sempit sehingga mereka hidup berdesak-desakan.
Pada suatu hari salah seorang tetangganya datang kepada Ahlan dan berkata, "Ahlan, kau ini orang pandai. Saya mau minta tolong. Begini soalnya. Seperti kau ketahui, rumah kami sangat kecil, sedangkan saya hidup bersama istri, enam orang anak, bapak saya yang tua dan ibu istri saya. Tentu saja rumah menjadi penuh sesak. Dan kami sama sekali tidak pernah mengenyam kebahagiaan. Hidup kami ruwet setiap hari".
Ahlan bertanya, "Kamu punya kambing?"
"Tidak," jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor kambing," jawab Ahlan, "Dan peliharalah kambing itu di dalam rumahmu."
Seminggu kemudian orang itu datang lagi ke rumah Ahlan. Ahlan langsung bertanya, "Kamu sudah beli kambing?"
"Sudah" jawab orang itu.
"Kamu bahagia sekarang?"
"Lho, jelas tidak, rumah kami tambah sesak, dan lebih sesak dari sebelumnya dan kami semuanya tambah sengsara lagi."
"Nah, kalau begitu, belalah enam ekor ayam dan peliharalah ayam-ayam itu di dalam rumahmu juga."
Seminggu kemudian dia bertemu tetangga itu untuk ketiga kalinya, dan dia berkata, "Ahlan, keadaan rumah tangga kami makin kacau sekarang ini. Ada anak-anak, ada orang tua, ada kambing, ada ayam pula."
Ahlan tetap tersenyum, "Kalau begitu belilah seekor biri-biri dan peliharalah biri-birimu kedalam rumahmu."
Minggu berikutnya orang itu berkata, "Ahlan, mengerikan! Rumah kami benar-benar seperti neraka sekarang, kami sudah tidak tahan, binatang dan orang kacau balau di dalam rumah."
Ahlan tetap tersenyum, "Bagus," katanya. "Sekarang pulanglah dan juallah semua binatang peliharaanmu."
Minggu berikutnya orang itu datang lagi, katanya tegas, "Rumah kami bagaikan istana sekarang Ahlan. Kami semua berbahagia hidup didalamnya. Kau telah membantu kami sebaik-baiknya. Terima kasih, Ahlan."